Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
KemenPPPA ajak semua pihak perkuat sistem perlindungan anak
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-05 19:53:33【Kabar Kuliner】876 orang sudah membaca
PerkenalanDeputi Bidang Pemenuhan Hak Anak KemenPPPA Pribudiarta Nur Sitepu. ANTARA/HO-KemenPPPAJakarta (ANTAR

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengajak seluruh pihak, baik kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dunia usaha, media, dan juga masyarakat, untuk memperkuat kembali sistem perlindungan anak yang harus berfungsi secara menyeluruh dan saling terhubung
"Ketika terjadi kasus anak cacingan, keracunan makanan, atau stunting, pertanyaannya bukan hanya siapa yang harus bertanggung jawab, tapi bagaimana setiap kementerian/lembaga berperan sesuai fungsi masing-masing," kata Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak KemenPPPA Pribudiarta Nur Sitepu di Jakarta, Kamis.
Hal itu dikangakannya menanggapi kasus infeksi cacing pada anak di Bengkulu.
Pribudiarta Nur Sitepu menjelaskan masalah kesehatan anak, termasuk kasus cacingan pada anak, berkaitan erat dengan faktor sosial dan ekonomi keluarga.
"Ada masalah kemiskinan, sehingga kementerian di bidang perekonomian seperti Kementerian Koperasi dan UKM dapat mendorong kewirausahaan perempuan atau kementerian lain seperti Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) dapat memperkuat program kesejahteraan keluarga," kata Pribudiarta Nur Sitepu.
Baca juga: Gubernur Bengkulu nyangakan dua balita cacingan berat telah sembuh
Kemudian faktor lainnya, seperti anak tinggal di rumah ngak layak huni atau lingkungan dengan sanitasi buruk, maka Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman dapat mengambil langkah perbaikan infrastruktur.
Sementara itu, terkait faktor gizi buruk, Badan Gizi Nasional (BGN) berperan memastikan akses gizi yang baik bagi anak.
Pada pertengahan September 2025, Pemerintah Kabupaten Seluma menemukan kasus dua balita cacingan.
Dua balita tersebut kakak adik yang berusia 4 tahun dan 1 tahun 8 bulan, mereka merupakan warga Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu.
Kedua balita itu akhirnya dirujuk dari RSUD Talo Seluma ke RS M Yunus Bengkulu untuk mendapatkan perawatan intensif pada 16 dan 17 September 2025.
Kini dua balita adik kakak tersebut telah sembuh dan kembali ke keluarga.
Sementara sebelumnya, pada Juli, terjadi kasus cacingan pada balita perempuan berinisial R (4) di Sukabumi, Jawa Barat, yang berujung korban meninggal dunia.
Baca juga: Menko PM minta Kemenkes mendata semua kasus cacingan anak di Tanah Air
Suka(7)
Sebelumnya: Hari pangan dunia untuk Asta Cita
Selanjutnya: Kisah perempuan Gaza: Menjaga asa sebagai ibu dan dokter saat konflik
Artikel Terkait
- Menelaah tren "doom spending" Gen Z sebagai motor penggerak ekonomi
- Wihaji: Pendistribusian MBG di pulau
- Petugas gabungan bersihkan puing kebakaran di Jakarta Barat
- Lapas Narkotika Jakarta gagalkan penyelundupan sabu lewat ayam kecap
- Kemendag buka akses ekspor kuliner Indonesia ke lima negara
- Rahasia singkong: makanan sederhana dengan segudang manfaat
- Dinkes ungkap 7,2 persen anak di Sulbar alami risiko hipertensi
- Harga mahal, Bappenas: 40
- Muzani minta PIRA Gerindra sukseskan program MBG Presiden Prabowo
- Makanan olahan sebabkan 121 orang keracunan di Buryatia
Resep Populer
Rekomendasi

IDAI serukan pemetaan dampak perubahan lingkungan bagi kesehatan anak

Warga relokasi Cikande berharap dekontaminasi cepat selesai agar bisa pulang

Gubernur Sumut: 81 siswa SMP di Toba diduga keracunan MBG telah sehat

Sejumlah kalangan sebut peluang pemanfaatan sawit untuk produk UMKM

Cegah penyakit, pencantuman label peringatan produk tinggi GGL didesak

BGN: 10 bulan berjalan, MBG telah serap ratusan ribu tenaga kerja

Minum air dan simpan sisa makanan jika alami dugaan keracunan MBG

Pengamat sebut produk halal ekraf bisa tingkatkan pendapatan negara